Rabu, 24 Oktober 2012

BUAH MANGGA dan WAJAH MULUS


Kesehatan adalah hal terpenting dan yang paling berharga dalam hidup kita. Salah satu tips untuk sehat adalah dengan mengkonsumsi buah. Buah dipercaya manfaatnya sangat penting bagi kesehatan tubuh kita. Salah satu buah yang menyehatkan adalah Mangga.
Memang Banyak yang tak menyadari bila beberapa jenis buah justru sarat manfaat bagi kesehatan. Misalnya saja buah mangga yang tak hanya berkhasiat menyegarkan tubuh, namun juga kaya akan vitamin, mineral dan antioksidan yang baik untuk kulit.”Mangga kaya akan beta-karotena (vitamin A), yang merupakan antioksidan yang sangat baik. Selain untuk peremajaan kulit, vitamin A juga dapat mengatasi jerawat” ( Dr. Apratim Goel – ahli dermatologi dari India).Mangga juga mengandung serat yang tinggi, tapi rendah kalori dan sodium.
Selain itu, mangga juga mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, potasium, kalsium dan zat besi. Senyawa phenolic dan beberapa enzim dalam mangga juga berguna sebagai obat antikanker.”Phenol dan enzim dalam mangga berguna untuk meningkatkan kesehatan kulit dan rambut, mengontrol diabetes dan meningkatkan sistem imun tubuh. Vitamin B3 dan B-kompleks memperkuat rambut. Enzim magniferin, mempercantik kulit dan berfungsi untuk melawan kanker” ( dermatolog Satish Bhatia ).
Menurut Goel, mengonsumsi mangga secara teratur membuat kulit semakin lembut dan lebih berseri. “Mangga efektif dalam mengurangi penyumbatan pori-pori. Memiliki anti oksidan yang tinggi dan rendah karbohidrat. Buah ini mengandung banyak triptofan, yang membantu pembentukan serotonin yang memproduksi hormon pemacu kebahagiaan”
Mangga mengandung zat besi. Wanita hamil dan penderita anemia dianjurkan untuk mengonsumsi mangga. “Selain daging buahnya, kulit mangga juga kaya akan AHA (alpha hydroxyl acid) dan bisa digunakan untuk meremajakan kulit”
berbicara tentang kulit kita yang tentunya membutuhkan sebuah pelembab agar elastisitasnya tetap dapat dipertahankan, salah satunya pelembab berbahan dasar buah mangga ini, di pasaran bebas sudah dijual pelembab kulit berbahan dasar buah mangga.
pelembab mangga memberikan kelembaban dan mengencangkan kulit, bahkan untuk kulit yang teriritasi. Tapi, yang menjadikan pelembab mangga sahabat bagi kulit Anda adalah pelembab ini selain melembutkan kulit, memiliki anti oksidan, menawarkan pertahanan kulit dari sengatan matahari, angin dan polusi, serta mengatasi alergi gatal dan keriput.
.
.

OBAT BATUK di SEKITAR KITA


Resep obat alami tradisional untuk penyakit batuk. Batuk adalah suatu jenis penyakit yang sangat mengganggu karena terasa gatal di tenggorokan dan merusak segala aktivitas, terutama jika anda sedang merayu seorang gadis. hehehe merayu gadis ni ye. Dalam artikel ini akan dibahas resep obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit batuk anda tersebut. Tidak usah kawatir karena resep obat tradisional ini sangat ampuh dan tanpa efek samping bagi tubuh anda seperti obat – obat kimia yang menyebabkan ngantuk.
Gejala penyakit batuk disebabkan oleh infeksi pada tenggorokan. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri tau jamur bahkan dapat pula disebabkan oleh virus. ainfeksi ini terjadi melalui udara yang kita hirup terutama jika kita naik sepeda motor di jalan yang berdebu dan tanpa masker.
Berikut adalah resep obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk anda tersebut :
## Resep obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk 1
a. Bahan – bahan alami untuk Resep obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk
- Jeruk nipis sebanyak satu buah
- Bawang putih 1 buah
- Madu sebanyak 2 sendok makan
Air hangatsebanyak dua sendok makan
b. Cara pembuatan Resep obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk
jaruknipis diperas airnnya. Bawang putih ditumbuk hingga halus. air jeruk nipis dicampur dengan lumatan bawang putih, madu dan air hangat. Aduk hingga larut dan saring airnya.
c. Cara pemakaian Resep obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk
Minum ramuan diatas secara teratur 2 kali sehari kepada penderita penyakit batuk sampai gejala penyakit tersebut akan sembuh
## Resep obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk 2
a.Bahan – bahan alami uantuk Resep obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk
-  Jeruk ipis sebanyak satu buah
-  Kecap manis sebanyak satu sendok makan
b. Cara pembuatan obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk
Peras jeruk nipis dan ambil airnya. air jaruk nipis tersebut dicampur dengan kecap manis dan aduk hingga larut.
c. Cara pemakaian obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk
Minum ramuan diatas secara teratur 2 kali sehari kepada penderita penyakit batuk sampai gejala penyakit tersebut akan sembuh
Semoga penyakit batuk anda sembuh dengan Resep obat alami tradisional untuk penyakit batuk diatas. Selamat Mencoba
.
## Resep obat alami secara tradisional untuk penyakit batuk 3
Batuk berdahak dapat diobati dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan mengkonsumsi obat batuk tradisional. Obat alami yang dapat digunakan untuk meredakan gangguan batuk berdahak diantaranya terbuat dari campuran garam dapur yang telah dilarutkan kedalan air kunir atau air kencur dengan komposisi perbandingan satu sendok makan garam dapur per satu gelas air kunir atau air kencur. Apabila pengkonsumsian ini dilakukan secara rutin tiga kali sehari, maka cara ini sangat efektif untuk menurunkan dahak yang ada di tenggorokan.
Garam dapur yang dilarutkan pada air kunir atau air kencur memang bereaksi cepat untuk menurunkan dahak yang ada pada tenggorokan. Garam dapur yang dilarutkan dalam cairan akan terurai menjadi ion-ion yang dapat mengikat dahak yang menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan agar pada saat batuk, dahak dapat ikut tersentak keluar bersama batuk. Sedangkan larutan air kunir atau air kencur berkasiat untuk menghangatkan tenggorokan serta membersihkan sisa-sisa dahak yang masih tersisa di dinding tenggorokan.
Hanya saja, apabila kita mengkonsumsi garam dapur terlalu banyak maka secara tidak langsung akan meningkatkan konsentrasi ion-ion di dalam tubuh yang sifatnya tidak baik bagi keseimbangan tubuh, bahkan dalam konsentrasi yang berlebihan dapat menyebabkan rasa pusing. Jenis lain dari obat batuk tradisional yang masih alami dan bagus untuk pengobatan batuk berdahak dan meningkatkan daya tahan tubuh yaitu jenis obat batuk hitam. Obat batuk tradisional memberikan respon yang sangat bagus pada penderita batuk berdahak.


MENGHILANGKAN EFEK SAMPING BAWANG PUTIH


Akibat mengkonsumsi bawang putih terlalu banyak membuat napas kita menjadi bau, karena kandungan bawang putih tersebut. Untuk menghilangkannya kita dapat melakukan cara –cara berikut ini :
  1. Meminum air teh kental atau kopi setelah mengkonsunsi bawang putih
  2. Memakan kulit limau dengan cara dikunyah
  3. Mengimbangi dengan makanan yang terbuat dari protein, hati, dan telor
  4. Menggunakan bawang putih dengan cara direbus terlebih dahulu atau dijadikan acar
Dalam mengkonsumsi bawang putih sebaiknya tidak dimakan mentah, karena dapat mengganggu lambung.Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya memiliki bau dan rasa yang khas dapat mengganggu area lambung  Oleh karena itu dianjurkan agar bawang putih terlebih dahulu direbus, digoreng, atau dipanggang dulu sebelum makan. Tetapi bawang putih tidak boleh digunakan dalam bentuk apapun sewaktu terdapat serangan penyakit di bagian perut dan usus besar.

KUTIPAN INSPIRASIONAL


Kita akan membuka buku, Halaman-halamannya masih kosong
Kita akan menulis kata-kata di sana. buku itu bernama “peluang”
dan Bab Pertamanya adalah Hari Tahun Baru
( Edith l Pierce )
.
.
Kebiasaan-kebiasaan baru..
menciptakan cakrawala-Cakrawala Baru
( Grenvile Kleinser )
.
.
Buang Tahun Lalu ke Tong Sampah masa lalu
Biarkan Pergi karena Tidak Sempurna dan Berterima kasih
pada Tuhan karena Tahun lalu sudah Pergi
( Brooks Atkinson )
.
.
Harapan tak pernah meninggalkan Anda..
Andalah yang meninggalkan Harapan
( George Weinberg )
.
.
ketika kita tidak lagi bisa mengubah situasi,maka kita ditantang untuk mengubah diri kita sendiri
(victor Frankl)

TATA CARA PERNIKAHAN ADAT BANJAR



KRONOLOGIS BERBAGAI TATA CARA ADAT ISTIADAT
YANG BERKAITAN DENGAN PROSESI PERKAWINAN
1. UMUM
Suatu kehidupan yang paling menarik dan tak pernah terlupakan bagi individu masyarakat adalah acara “perkawinan”. Oleh sebab itu perkawinan tersebut selalu ditandai oleh sifatnya yang khas dan unik yang merupakan suatu tata traditional bagi setiap suku.
Dalam peristiwa itu selalu terjalin dengan harmonis ketentuan menurut agama dan adat istiadat sebagai lembaga tak tertulis yang dipatuhi tanpa pertentangan – pertentangan antara satu dengan yang lainnya dalam strata masyarakat adat.
Suku banjar sebagai salah satu suku bangsa Indonesia di Kalimantan Selatan yang juga mempunyai tata cara keadatan tentang peristiwa perkawinan itu, meskipun keadatan tersebut telah mengalami perubahan – perubahan secara evolusi.
Adat istiadat yang menurut kurun waktunya sangat menonjol adalah pada abad ke-18, suatu gambaran yang dapat dinilai secara fisik maupun psikis adalah pembauran antara peninggalan zaman Hindu, Islam dan pengaruh asing lainnya.
Secara kronologis, maka peristiwa perkawinan menurut adat suku Banjar dapat diuraikan sebagai berikut:
2. BASASULUH
Bilamana seseorang telah sampai saat ingin kawin lazimnya oleh keluarganya yang terdekat diadakanlah apa yang yang dinamakan “Basasuluh”. Yakni ingin mendapatkan keterangan tentang calon isteri yang diinginkan setelah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga yang bersangkutan.
Beberapa hal yang ingin diketahui diantaranya:
1. Tentang agamanya
2. Tentang keturunannya
3. Tentang kemampuan rumah tangganya
4. Tentang kecantikan wajahnya
Dari empat hal tersebut di atas yang menjadi titik tumpu perhatian itu adalah pada dua hal yaitu agama dan keturunannya. Sebaliknya, bagi keluarga calon isteri di samping hal di atas, akan diperhatikan pula apakah lapangan pekerjaan calon suaminya tersebut. Hal itu sangat penting karena akan turut menentukan nilai rumah tangga mereka kelak.
12. BADATANG
Pihak keluarga pria pada saatnya yang diberitahukan sebelumnya, dating dengan beberapa orang ke rumah calon isteri yang disebut dengan istilah “badatang”. Kedatang ini diterima antara kedua keluarga calon suami isteri itu secara traditional biasanya lahirlah dialog yang mempunyai versi prosa liris bahasa daerah Banjar yang umumnya disebut Baturai Pantun, yakni berbalas pantun antara keluarga pihak calon.
Adat orang banjar tidak mengenal istilah Batunangan atau Bapacaran. Istilah ‘Balarangan’ tidak sama dengan istilah ‘Batunangan’, karena belarangan adalah suatu perencanaan ancer – ancer para pihak orang tua masing – masing, ketika kedua anak masih remaja.
Menurut adat seorang gadis yang akan kawin, maka untuk selama 40 hari sebelumnya dia tidak diperkenankan keluar rumah.
Selama itu dia harus membersihkan diri, berlangsir mempercantik dirinya, yang disebut dengan istilah ‘bekasai’, sekaligus dia diberi beberapa nasehat.
3. NIKAH
Yang dimaksud dengan nikah adalah upacara keagamaan untuk melangsungkan ijab kabul di hadapan seorang penghulu dan saksi – saksi. Acara ini sering kali juga disebut ‘Meantar Jujuran’.
4. BATIMUNG
Bagi pengantin pria maupun wanita terutama menjelang hari persandingan dua atau tiga hari sebelumnya, maka pada malam harinya harus melaksanakan mandi uap yang dikenal dengan istilah ‘Batimung’. Diharapkan dengan batimung ini akan menguras habis keringat tubuh, menyehatkan dan mengharumkan tubuh pengantin tersebut. Dengan demikian pada saat persandingan nanti kedua pengantin tidak akan berkeringat lagi.
5. MANDI – MANDI
Pada waktu pagi hari menjelang acara persandingan siang, pengantin wanita melangsungkan acara mandi – mandi pengantin dengan air yang ditaburi macam – macam bunga. Pada daerah Kuala kadang – kadang disebut dengan istilah ‘Badudus’ atau ‘Bapapai’ dengan mayang Pinang. Jumlah bunga – bunga yang dioerlukan lebih banyak dan lebih berkesan sebagai salah satu upacara.
Acara mandi – mandi dilakukan oleh tiga orang wanita tua yang telah berpengalaman, yang umumnya dipimpin oleh seorang bidan kampong atau wanita tua lainnya. Selesai mandi, pengantin wanita disuruh menjejak telur ayam sampai pecah dengan ujung tumit. Ketika itu juga pengantin wanita tersebut dicukur yaitu dengan istilah ‘Belarap’, membikin cecantung pada kiri kanan wajahnya. Biasanya kemudian diikuti acara selamatan kecil dengan nasi lamak (ketan) berinti gula merah dan pisang mauli.
6. BATAPUNG TAWAR
Seiring dengan acara mandi – mandi tadi pada saat itu juga diadakan acara ‘batapung tawar’, dimaksudkan sebagai penebus atas berakhirnya masa perawan bagi seorang wanita. Untuk itu disediakan apa yang dinamakan ‘piduduk’, yaitu seperangkat keperluan pokok bahan makanan dalam wadah sasanggan (bokor kuning) yang terdiri dari sagantang beras, sebiji nyiur, gula merah, seekor ayam betina hitam, telur ayam tiga butir, lading, lilin, sebiji uang bahari (perak), jarum dengan benangnya, sesuap sirih, rokok daun, dan rerempah dapur. Isi piduduk: beras melambangkan rezeki, nyiur melambangkan lemak (kehidupan), gula merah lambing manis (kehidupan), ayam lambing cangkal becari, telur ayam lambang sum-sum, lading makna semangat yang keras, lilin lambang penerangan, uang lambang persediaan dalam hidup, jarum dan benang lambang ikatan suami isteri, sesuap sirih lambang kesatuan, rokok daun lambang kelaki-lakian, rerempah dapur lambang keterampilan kerja di dapur. Selanjutnya seluruh isi piduduk ini diberikan kepada bidan kampong yang memimpin acara mandi – mandi.
Untuk yang hadir pada acara betapung tawar disuguhi air teh manis atau kopi dengan kue, bubur habang bubur putih, cucur, wadai gincil, wadai galang, dan lakatan ber-inti.
7. BATAMAT AL-QUR’AN
Baik pengantin pria maupun pengantin wanita pada waktu menjelang acara persandingan biasanya melangsungkan acara betamat Qur’an yakni membaca kitab suci Al-Qur’an sebanyak 22 surah yang dimulai dari surah ke 93 (Ad-Dhuha) sampai dengan surah ke 114 (An-Nas) ditambah dengan beberapa ayat pada surah Al-Baqarah, ditutup dengan do’a khatam Qur’an, pembaca do’a biasanya guru mengaji pengantin tersebut.
Suatu kebiasaan yang unik dan lucu, ialah apabila pengantin telah sampai pada bacaan surah ke 105 (Al-Fiil) biasanya ramailah anak-anak dan remaja di sekitar itu memperebutkan telur masak sekaligus memakannya. Sebab menurut cerita konon yang mendapatkan telur masak itu akan menjadi terang hatinya, cepat menjadi pandai membaca kitab suci Al-Qur’an.
8. WALIMAH
Yang dimaksud dengan ‘walimah’ ialah suatu pesta perkawinan dalam rangkaian acara-acara perkawinan tersebut. Besar kecilnya walimah ini trgnatung pada kemampuan keluarga ‘ahli bait’ masing.
Menurut adat orang Banjar maka pohon (ahli bait atau tuan rumah) tidak aktif untuk bekerja dalam persiapan itu. Justru tetangga lah yang akan melaksanakan semua tugas-tugas, yang dibentuk semacam kepanitiaan yang disusun secara lisan saja. Biasanya membagi-bagi tugas sebagai berikut:
1. Nang jadi kepala gawe (pimpinan kegiatan)
2. Nang meurus tajak sarubung (mendirikan tenda)
3. Nang meurus pengawahan (bagian masak nasi dan ikan)
4. Nang meurus karasmin (mengurus kesenian)
5. Nang besaruan lalakian (pengundang untuk pria)
6. Nang besaruan bebinian (pengundang untuk wanita)
7. Nang menerima saruan (penerima tamu)
Dalam susunan pembagian tugas ini jelas terlihat bahwa sifat kegotong-royongan merupakan adat yang sangat menonjol sekali bagi para tetangga, tanpa diminta akan memberikan tenaga dan jasa-jasanya untuk kepentingan pelaksanaan perkawinan tersebut.
9. PETATAIAN
Petataian (pelaminan) dibuat secara khusus yang merupakan ciri khas banjar yang biasanya diletakkan tepat di ‘tawing halat’ (dinding batas tengah rumah) atau yang lazim disebut balai kencana. Terdapat juga yang dibangun khusus yang disebut balai warti yang terdiri dari tempat duduk untuk dua orang pengantin pria dan wanita yang berlatar belakang air Gucci yang gemerlapan dan pada kiri kanannya agak kebelakang tersusun bantal yang bersarung merah atau kuning bersulam benang emas, yang disebut ‘tetumpangan’. Di belakang tetumpangan terdapat pucuk tetumpangan yang berbentuk segitiga sama kaki dengan ornamen yang serasi dengan tetumpangannya. Di situ tersedia pula sesajian di atas piring kuningan besar yang diletakkan di atas bokor sesanggan kuningan.
10. BATATAIAN
Merupakan puncak dari acara perkawinan menurut adat banjar ini adalah pada upacara betataian (bersanding) pada tempat petataian. Acara ini yang dianggap paling bahagia oleh kedua pengantin ataupun keluarga mereka.
a. Pengantin wanita.
Pengantin wanita dengan tat arias pengantin bak amar gelung pancar matahari, baju lenagn pendek yang berendas epanjang pinggirannya, dikenal dengan nama baju poko. Dipangkal kedua tangannya terpasang kilat bahu dan gelang tangan jenis gelang tabu-tabu dilengkapi dengan menggunakan sepasang gelang kaki emas berbentuk akar atau buku manisan.
b. Pengantin Pria
Pakaian pengantin pria mengenakan baju jas buka yang terdiri dari baju bagian dalam warna putih, baju luar jas buka dengan warna yang sesuai dengan warna celana. Tutup kepala disebut laung tutup yang mempunyai cirri khas banjar tersendiri yaitu simpul laung dalam bentuk ‘lam djalalah’, memakai kalung samban dengan bogam melati sebanyak tiga atau lima, membawa kembang palimbaian menuju rumah pengantin wanita.
c. Tahap-tahapan betataian
a. Pengantin pria diantar
b. Betawak nasi lamak
c. Sujud dan makan bersama
d. Usung jinggung dan diarak
11. KELAMBU PENGANTIN
Begitu pentingnya kelambu pengantin ini bahkan menjadi suatu ukuran bagi orang untuk melihat sampai dimana kemampuan kepala keluarga yang sedang berminantu itu.
Kelambu ini selalu ditempatkan di kamar depan sebagai suatu bagian rumah yang utama, yakni ruangan tempat tidur sebelah kanan rumah banjar bahari, atau rumah bubungan tinggi (rumah beanjung). Karena pada waktu itu belum mengenal atau belum banyak mengenal ranjang. Kelambu itu digantung di ruang anjung dalam bentuk segi empat yang umumnya mempergunakan warna putih atau kuning muda. Di atas kelambu di pasang langit-langit dari kain yang agak tipis dengan sulaman kembang pancar matahari.
12. PENUTUP
Dalam kurun waktu yang panjang, adat istiadat atau tradisi perkawinan adat banjar ini mengalami beberapa perubahan baik tentang acaranya, busana atau sarana perlengkapan lainnya, sepanjang tidak menggeser keaslian tradisionalnya. Upaya-upaya para budayawan, perias pengantin banjar, dan penataan busana pengantin memang telah mengambil langkah-langkah untuk menetapkan suatu standar yang baku. Hal ini sangat penting agar cirri khas perkawinan adat banjar tersebut dapat terpellihara secara lestari.
13. Demikian urut – urutan prosesi perkawinan adat banjar yang masih diterapkan di lingkungan penduduk masyarakat Kalimantan selatan pada umumnya dan khususnya suku banjar yang berada di pinggiran kotamadya Banjarmasin yaitu di kelurahan teluk tiram kecamatan Banjarmasin barat.
SAJIAN ASTAKONA
14. Astakona adalah suatu istilah dari sastra Indonesia lama yang berarti segi banyak. Nasi astakona merupakan gambaran dari banyaknya sajian dari yang dihidangkan pada suatu tempat, khusus dari talam yang bertumpang ‘banyak’ tiga atau lima susun. Banyaknya sajian itu merupakan sebuah kesatuan hidangan yang terdiri atas tiga komponen pokok makanan, yaitu nasi, lauk pauk, dan buah – buahan. Hidangan nasi astakona berasal dari tradisi kesultanan banjar untuk suatu upacara tertentu atau santap bersama dengan adanya tamu kehormatan. Namun dalam kurun waktu selanjutnya disajikan dalam acara ‘bededapatan’, yaitu santap bersama bagi pengantin setelah bersanding di pelaminan (betataian).
15. Pencicipan nasi astakona. Secara simbolis penyendokkan pertama nasi astakona diambil dengan sendok kayu oleh seorang tokoh wanita tua dan menyerahkannya kepada tamu kehormatan. Bilamana dalam acara penganten, nasi tersebut diserahkan kepada kedua pengantin, selanjutnya diikuti oleh hadirin sesuai dengan kedudukan dan situasinya. Astakona sejak lama lazim tidak mempergunakan alat makan seperti sendok dan garpu karena di situ tersedia pula air tempat cuci tangan dan serbet kain.
16. Latar belakang filosofis.
Nasi astakona sesungguhnya memiliki makna filososfis dalam tata kehidupan orang banjar, hal itu dapat dilihat dan dihayati pada beberapa sarana dan bagian – bagian penyajian.
Talam dalam jumlah tiga atau lima menunjukkan jumlah yang ganjil, dimana dalam setiap bilangan dan sarana masyarakat banjar selalu menggunakan angka ganjil.
Makanan terdiri dari tiga komponen pokok (nasi dari beras/padi yang tumbuh di tanah, lauk pauk dari ikan yang hidup di air, dan buah-buahan yang tinggi di udara) adalah menggambarkan keterikatan hidup manusia dengan tanah, air, dan udara.
Dalam beberapa momen tertentu orang banjar selalu mendahulukan peranan orang tua (termasuk pengambilan pertama secara simbolik nasi astakona) sebagai lambang penghormatan terhadap orang yang memiliki kelebihan dalam hal usia, pengalaman, kewibawaan, dan afdhol (keutamaan dan barakat)
KESIMPULAN DAN SARAN
17. Kesimpulan. Perkawinan adat orang banjar adalah satu aspek budaya banjar yang harus dilestarikan kebudayaannya, karena profesi perkawinan tersebut menjadi identitas dan jati diri orang banjar sehingga keberadaannya perlu dilestarikan dan dibudayakan sehingga menjadi pengetahuan luas yang bermanfaat bagi generasi muda dewasa ini khususnya upaya mempelajari tata kehidupan adat perkawinan masyarakat banjar sejak waktu dulu sampai sekarang.
18. Saran. Dalam hubungan ini hendaknya disadari oleh para perias pengantin banjar agar tidak terpengaruh oleh tat arias dari luar daerah dan bahkan mungkin berakibat merekayasa menurut seleranya sendiri sehingga bias keluar dari tradisi dan tata adat banjar yang asli. Manakala hal itu terjadi maka keaslian dan kelestarian yang kita harapkan akan tercemar karenanya.
PENUTUP
19. Demikian tulisan ini disusun dengan harpan dapat bermanfaat dan sebagai bahan masukan bagi para pemegang otoritas serta untuk melengkapi tulisan lain yang sudah ada sebelumnya.

TATA CARA PERNIKAHAN ADAT MAKASAR


Tata Cara Perkawinan Adat Makassar

Salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia dalah PERKAWINAN, karena perkawinan merupakan Sunnah Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW. Perkawinan sesungguhnya merupakan suatu peristiwa yang melibatkan beban dan tanggung jawab dari banyak orang, yaitu tanggung jawab Orang Tua, keluarga, kerabat, bahkan kesaksian dari anggota masyarakat di mana mereka berada, maka selayaknyalah jika upacara tersebut diadakan secara khusus dan meriah sesuai dengan tingkat kemampuan atau strata sosial dalam masyarakat. Upacara perkawinan banyak dipengaruhi oleh acara-acara sakral dengan tujuan agar perkawinan berjalan dengan lancar dan kedua mempelai didoakan ke hadirat Allah SWT, sukses dalam segala usaha dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga yang langgeng menuju keluarga Sakinah, Mawaddah, Warohmah.
Tata cara upacara adat Bugis-Makassar dalam acara perkawinan sejatinya memiliki beberapa proses atau tahapan upacara adat, antara lain:
  1. A’jangang-jangang (Ma’manu’-manu’).
  2. A’suro (Massuro) atau melamar.
  3. A’pa’nassar (Patenre ada’) atau menentukan hari.
  4. A’panai Leko’ Lompo (erang-erang) atau sirih pinang.
  5. A’barumbung (Mappesau) atau mandi uap, dilakukan selama 3 (tiga) hari.
  6. Appassili bunting (Cemme mappepaccing) atau siraman dan A’bubbu’ ( mencukur rambut halus dari calon mempelai.
  7. Akkorontigi (Mappacci) atau malam pacar.
  8. Assimorong atau akad nikah.
  9. Allekka’ bunting (Marolla) atau mundu mantu.
  10. Appa’bajikang bunting atau menyatukan kedua mempelai.
Upacara tradisional tersebut di atas masih memiliki uraian-uraian yang lebih detail dari masing-masing tahapan atau proses. Pada kesempatan ini akan diuraikan tentang tata cara upacara adat:
1. Appassili bunting (Cemme mappepaccing) dan A’bubbu’.
2. A’korontigi (Mappacci).
3. Appanai’ Leko Lompo (Erang-erang) atau sirih pinang, dan Assimorong (Akad Nikah)
  1. Appassili bunting (Cemme mappepaccing), A’bubbu’ dan Appakanre Bunting
Kegiatan dalam tata cara atau prosesi upacara adat ini terdiri dari:Appassili bunting.
Persiapan sebelum acara ini adalah calon mempelai dibuatkan tempat khusus berupa gubuk siraman yang telah ditata sedemikian rupa di depan rumah atau pada tempat yang telah disepakati bersama oleh anggota keluarga.
Gambar 1: Perangkat adat prosesi Siraman.
Acara dilakukan sekitar pukul 09.00 – 10.00 waktu setempat. Pelaksanaan acara pada jam tersebut memiliki niat atau maksud. Calon mempelai memakai busana yang baru/baik dan ditata sedemikian rupa.
Appassili atau Cemme Mappepaccing mengandung arti membersihkan dengan maksud agar calon mempelai senantiasa diberi perlindungan dan dijauhkan dari mara bahaya oleh Allah SWT.
Alat atau bahan yang digunakan dalam prosesi adat ini adalah:
  • Pammaja besar/Gentong.
  • Gayung/tatakan pammaja.
  • Air, sebagai media yang suci dan mensucikan.
  • Bunga tujuh rupanna (tujuh macam bunga) dan wangi-wangian.
  • Ja’jakkang, terdiri dari segantang (4 liter) beras diletakkan dalam sebuah bakul.
  • Kanjoli’ (lilin), berupa lilin berwarna merah berjumlah tujuh atau sembilan batang.
  • Kelapa tunas.
  • Gula merah.
  • Pa’dupang.
  • Leko’ passili.
Prosesi Acara Appassili:
Sebelum dimandikan, calon mempelai terlebih dahulu memohon doa restu kepada kedua orang tua di dalam kamar atau di depan pelaminan. Kemudian calon mempelai akan diantarkan ke tempat siraman di bawah naungan payung berbentuk segi empat (Lellu) yang dipegang oleh 4 (empat) orang gadis bila calon mempelai wanita dan 4 (empat) orang laki-laki jika calon mempelai pria. Setelah tiba di tempat siraman, prosesi dimulai dengan diawali oleh Anrong Bunting, setelah selesai dilanjutkan oleh kedua orang tua serta orang-orang yang dituakan (To’malabbiritta) yang berjumlah tujuh atau sembilan pasang.
Gambar 2: Calon mempelai wanita memohon doa restu pada kedua orang tua
Gambar 3. Calon mempelai wanita menuju tempat siraman di bawah naungaPayung Lellu.
Tata cara pelaksanaan siraman adalah air dari pammaja/gentong yang telah dicampur dengan 7 (tujuh) macam bunga dituangkan ke atas bahu kanan kemudian ke bahu kiri calon mempelai dan terakhir di punggung, disertai dengan doa dari masing-masing figure yang diberi mandat untuk memandikan calon mempelai. Setelah keseluruhan selesai, acara siraman diakhiri oleh Ayahanda yang memandu calon mempelai mengambil air wudhu dan mengucapakan dua kalimat syahadat sebanyak tiga kali. Selanjutnya calon mempelai menuju ke kamar untuk berganti pakaian.
Gambar 4. Prosesi acara Appassili (siraman)
A’bubbu’ (Macceko).
Setelah berganti pakaian, calon mempelai selanjutnya didudukkan di depan pelaminan dengan berbusana Baju bodo, tope (sarung pengantin) atau lipa’ sabbe, serta assesories lainnya.Prosesi acara A’bubbu (macceko) dimulai dengan membersihkan rambut atau bulu-bulu halus yang terdapat di ubun-ubun atau alis.
Gambar 5: Prosesi acara A’bubbu’ (Macceko)
Appakanre bunting.
Appakanre bunting artinya menyuapi calon mempelai dengan makan berupa kue-kue khas
tradisional bugis makassar, seperti Bayao nibalu, Cucuru’ bayao, Sirikaya,
Onde-onde/Umba-umba, Bolu peca, dan lain-lain yang telah disiapkan dan ditempatkan
dalam suatu wadah besar yang disebut bosara lompo.
Gambar 6: Prosesi Acara Appakanre bunting

2. Akkorontigi (Mappacci).

Rumah calon mempelai telah ditata dan dihiasi sedemikian rupa dengan dekorasi khas daerah bugis makassar, yang terdiri dari:a. Pelaminan (Lamming)
b. Lila-lila
c. Meja Oshin lengkap dengan bosara.
d. Perlengkapan Korontigi/Mappacci.
Gambar 7: Situasi ruangan tempat prosesi Akkorontigi/Mappacci
Acara Akkorontigi/Mappacci merupakan suatu rangkaian acara yang sakral yang dihadiri oleh seluruh sanak keluarga (famili) dan undangan.
Acara Akkorontigi memiliki hikmah yang mendalam, mempunyai nilai dan arti kesucian dan kebersihan lahir dan batin, dengan harapan agar calon mempelai senantiasa bersih dan suci dalam menghadapi hari esok yaitu hari pernikahannya.
Perlengkapannya:
  • Pelaminan (Lamming).
  • Bantal.
  • Sarung sutera sebanyak 7 (tujuh) lembar yang diletakkan di atas bantal.
  • Bombong Unti (Pucuk daun pisang).
  • Leko Panasa (Daun nangka), daun nangka diletakkan di atas pucuk daun pisang secarabersusun terdiri dari 7 atau 9 lembar.
  • Leko’ Korontigi (Daun Pacci), adalah semacam daun tumbuh-tumbuhan (daun pacar) yang ditumbuk halus.
  • Benno’ (Bente), adalah butiran beras yang digoreng tanpa menggunakan minyak hinggamekar.
  • Unti Te’ne (Pisang Raja).
  • Ka’do’ Minnya’ (Nasi Ketan).
  • Kanjoli/Tai Bani (Lilin berwarna merah).
Prosesi acara Akkorontigi/Mappacci:
Setelah para undangan lengkap dimana sanak keluarga atau para undangan yang telah dimandatkan untuk meletakkan pacci telah tiba, acara dimulai dengan pembacaan barzanji atau shalawat nabi, setelah petugas barzanji berdiri, maka prosesi peletakan pacci dimulai oleh Anrong bunting yang kemudian diikuti oleh sanak keluarga dan para undangan yang telah diberi tugas untuk meletakkan pacci. Satu persatu para handai taulan dan undangan dipanggil didampingi oleh gadis-gadis pembawa lilin yang menjemput mereka dan memandu menuju pelaminan. Acara Akkorontigi/Mappacci ini diakhiri dengan peletakan pacci oleh kedua orang tua tercinta dan ditutup dengan doa.
Gambar 9. Prosesi Acara Akkorontigi/Mappacci
3. Appanai’ Leko Lompo (Erang-erang) atau sirih pinang, dan Assimorong
(Akad Nikah)
Kegiatan ini dilakukan di kediaman calon mempelai wanita, dimana rumah telah ditata dengan indahnya karena akan menerima tamu-tamu kehormatan dan melaksanakan prosesi acara yang sangat bersejarah yaitu pernikahan kedua calon mempelai.
Beberapa persiapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak keluarga:
Keluarga Calon Mempelai Wanita (CPW).
  1. Dua pasang sesepuh untuk menjemput CPP dan memegang Lola menuntun CPPmemasuki rumah CPW.
  2. Seorang ibu yang bertugas menaburkan Bente (benno) ke CPP saat memasuki gerbangkediaman CPW.
  3. Penerima erang-erang atau seserahan.
  4. Penerima tamu.
Keluarga Calon Mempelai Pria (CPP).
- Petugas pembawa leko’ lompo (seserahan/erang-erang), yang terdiri dari:
  • Gadis-gadis berbaju bodo 12 orang yang bertugas membawa bosara atau keranjang yang berisikan kue-kue dan busana serta kelengkapan assesories CPW.
  • Petugas pembawa panca terdiri dari 4 orang laki-laki. Panca berisikan 1 tandan kelapa, 1 tandan pisang raja, 1 tandan buah lontara, 1 buah labu kuning besar, 1 buah nangka, 7 batang tebu, jeruk seperlunya, buah nenas seperlunya, dan lain-lain.
- Perangkat adat, yang terdiri dari:
  • Seorang laki-laki pembawa tombak.
  • Anak-anak kecil pembawa ceret 3 orang.
  • Seorang lelaki dewasa pembawa sundrang (mahar).
  • Remaja pria 4 orang untuk membawa Lellu (payung persegi empat).
  • Seorang anak laki-laki bertugas sebagai passappi bunting.
- Calon mempelai Pria
- Rombongan orang tua
- Rombangan saudara kandung
- Rombongan sanak keluarga
- Rombongan undangan.
Prosesi acara Assimorong:
Setelah CPP beserta rombongan tiba di sekitar kediaman CPP, seluruh rombongan diatur sesuai susunan barisan yang telah ditetapkan. Ketika CPP telah siap di bawa Lellu sesepuh dari pihak CPW datang menjemput dengan mengapit CPP dan menggunakan Lola menuntun CPP menuju gerbang kediaman CPW. Saat tiba di gerbang halaman, CPP disiram dengan Bente/Benno oleh salah seorang sesepuh dari keluarga CPW. Kemudian dilanjutkan dengan dialog serah terima pengantin dan penyerahan seserahan leko lompo atau erang-erang. Setelah itu CPP beserta rombongan memasuki kediaman CPW untuk dinikahkan. Kemudian dilakukan pemeriksaan berkas oleh petugas KUA dan permohonan ijin CPW kepada kedua orang tua untuk dinikahkan, yang selanjutnya dilakukan dengan prosesi Ijab dan Qobul.
Setelah acara akad nikah dilaksanakan, mempelai pria menuju ke kamar mempelai wanita, dan berlangsung prosesi acara ketuk pintu, yang dilanjutkan dengan appadongko nikkah/mappasikarawa, penyerahan mahar atau mas kawin dari mempelai pria kepada mempelai wanita. Setelah itu kedua mempelai menuju ke depan pelaminan untuk melakukan prosesi Appla’popporo atau sungkeman kepada kedua orang tua dan sanak keluarga lainnya, yang kemudian dilanjutkan dengan acara pemasangan cincin kawin, nasehat perkawinan, dan doa.
Gambar 10. Prosesi acara Mappasikarawa/A’padongko Nikkah
Gambar 11. Prosesi acara penyerahan mahar atau mas kawin
 

BANDARA BANGKOK BANDAR INTERNASIONAL SUVARNABHUMI


Bandara Internasional Suvarnabhumi merupakan bandara baru untuk menggantikan Bandara Internasional Don Muang. Terletak di provinsi Samut Prakan, Racha Thewa, distrik Bang Phli, sekitar 25 kilometer sebelah timur Bangkok. Nama Suvarnabhumi dipilih oleh Raja Bhumibol Adulyadej yang artinya tanah emas. Bandara ini mempunyai menara kontrol dengan tinggi 132,2 meter, menjadikannya sebagai bandara dengan menara kontrol tertinggi di dunia.
Luasnya bandara (563.000 meter persegi) ini juga menjadikan Suvarnabhumi sebagai bandara yang mempunyai luas terminal tunggal kedua di dunia di bawah Bandara Internasional Hong Kong. Selain itu di Asia, Bandara Internasional Suvarnabhumi juga menjadi bandara tersibuk keempat di bawah Bandara Internasional Haneda, Bandara Internasional Beijing dan Bandara Internasional Hong Kong.
Dirancang oleh seorang arsitek asal Jerman Helmut Jahn, bandara baru itu di buat dengan sebuah desain struktur berangin yang tampilannya sangat futuristik. Didalam bangunan ini akan ditemukan bagian yang memiliki ciri khas sebuah ruang dengan tempat terbuka yang berbentuk oval. Selain itu sistem pengatur suhu dialam gedung di rancang sedemikian rupa sehingga bisa menghemat energi, serta sejumlah keistimewaan lainnya terutama dalam konstruksi penopang bangunan bandara.
Ada dua terminal utama di bandara Suvarnabhumi ini yaitu terminal internasional dan domestik. Terminal kedatangan berada di lantai 1 dasar (First Floor Ground) dan terminal keberangkatan internasional berada di lantai 3. Kedua terminal ini masih dalam 1 area tempat yang di hubungkan dengan sebuah jalan (footway).
Komplek Terminal Penumpang / The Passenger Terminal Complex (PTC)
PTC mempunyai 10 gerbang pintu masuk yang di lalui oleh 2 jalan utama yaitu jalur masuk dan jalur keluar. Secara keseluruhan terhubung dengan 7 tempat terbuka (hall) dengan masing-masing penamaan A, B, C, D, E, F, and G. Bangunan A dan B diperuntukan untuk penerbangan lokal / Domestik dan bangunan lainnya diperuntukan untuk penerbangan internasional. Kedua bangunan ini berada dalam 1 atap.
The Passenger Terminal Complex (PTC) terdiri dari :
Lantai 1 Lobi tempat bus bandara, Taksi, kendaran pribadi
Lantai 2 Lobi kedatangan, Kaunter Pelayanan transfer, Pengambilan Bagasi, Imigrasi, Kaunter untuk Transportasi dan akomodasi
Lantai 3 Ruang pertemuan, akses gedung parkir
Lantai 4 Keberangkatan, Kaunter Pusat Pelayanan, Kantor pelayanan tiket, Imigrasi
Lantai 5 Kantor THAI dan Star Alliance
Lantai 6 Restaurant
Lantai 7 Observation Deck
Penumpang yang tiba di bandara Suvarnabhumi akan diantar mempergunakan bus antar jemput (Shuttle Bus) kedalam ruang kedatangan di lantai dasar. Kemudian naik ke lantai 2 untuk pemeriksaan imigrasi. Setelah menyelesaikan urusan imigrasi masih dalam lantai yang sama anda akan masuk ke ruang pengambilan bagasi.
Setelah mengambil bagasi, anda sudah resmi masuk wilayah hukum Thailand. Anda bebas kemana saja, bisa langusng keluar mencari bus atau taksi untuk pergi ke pusat kota. Atau anda berniat melanjutkan perjalanan anda dengan membeli tiket penerbangan lain. Bisa juga anda ingin sekedar melihat-lihat suasana bandara, atau anda berniat tidur di Bandara.
Jika anda lapar dan ingin mencari tempat makan anda tinggal naik ekskalator le lantai 6. Disana tersedia beberapa kaunter makan dan minum. Ada beberapa cafe yang bisa anda manfaatkan untuk minum atau sekdera bersantai.
Ruang tempat keberangkatan ada di lantai 4. Disini anda bisa temukan puluhan kaunter dari seluruh maskapai dunia ada disini. Anda tinggal melihat dan memilih maskapai yang akan anda pergunakan untuk perjalanan anda selanjutnya. Ruang imigrasi keberangkatan juga ada disini. Lantai 2 adalah dimana tempat anda untuk melanjutkan perjalanan menuju pusat kota. Setelah keluar dari lobi anda akan menemukan kaunter untuk transpotasi bus taksi dan kendaraan pribadi.
Untuk menuju terminal domestik, keluarlah terlebih dahulu dari pintu masuk utama. Kemudian setelah diluar perhatikan dan lihat, disitu ada papan petunjuk “Shuttle Bus to domestic”. Disisi gedung akan terlihat berjejer bus yang diparkir. Bus-bus tersebut akan membawa anda pergi dan kembali dari Terminal utama (Internasional) ke Terminal lokal (Domestik). Waktu tempuh antara kedua terminal tersebut dengan mempergunakan bus antar jemput (Shuttle Bus) adalah sekitar 3-5 menit. Selain mengunakan bus andapun bisa berjalan kaki melalui sisi gedung (footway) menuju terminal domestik, waktu tempuh dengan berjalan kaki sekitar 10-15 menit.
 

STEP BY STEP MEMBUAT TEXTURE KULIT DENGAN Photoshop


Final Product What You’ll Be Creating

In today’s quick tip tutorial we will demonstrate how to create a leather texture from scratch using Photoshop filters.

Step 1

Create a new file with a white background. Set the foreground and background color to black and white by pressing D. Click Filter > Texture > Stained Glass.

Step 2

Create new layer and fill it with white. Change its opacity to 50%. Repeat previous filter by pressing Cmd + F. If you want tweak the setting use Cmd + Alt + F.

Step 3

Press Cmd + E to merge both layers. Click Filter > Noise > Add Noise.

Step 4

Press Cmd + A then Cmd + C to copy all to clipboard. Open Channels panel and create new channel. Then Paste (Cmd + V).

Step 5

Click RGB channel to return to Background layer. Click Edit > Fill, choose Use: Color and pick your color. You can use any color you want, just make sure it’s dark enough for the next filter.

Step 6

Click Filter > Render > Light Effects. In Texture Channel choose Alpha 1.

Step 7

The default light is too dark. You need to add more light sources by dragging the lamp icon to the preview box. Set its type to Omni.

Step 8

Click OK and the result should look something like below.

Step 9

Change the background and foreground color to white and black by pressing D then X. Activate the Gradient Tool, choose radial with white to transparent. Create a new layer and draw a gradient.

Step 10

Change opacity to 4%. This will add subtle lighting to the leather.

Step 11

The Lighting Effects filter will add a small border to the image (just a few pixels). To remove it, click Image > Canvas Size and reduce the size of the image.

Step 12 (Optional)

You can change the color by adding an adjustment layer Hue/Saturation. Check colorize and move sliders until you satisfied with the result.

Final Image

That’s it. I hope you like the final result and have learned some new techniques from this short quick tip tutorial.

STEP BY STEP MEMBUAT EFEK di ATAS API DE NGAN Photoshop


Hasil Akhir yang akan dicapai




Part 1— The Background

So create a new document in Photoshop at 1920px wide x 1200px high, and with the Gradient Tool (G), draw in a radial gradient of browns (#5c3d09 to #1f1409) so you get something like what is shown below.
Notice that the gradient is not centered vertically but sits toward the top. In this image we want the top of the text to be on fire, so the top part of the image should be a bit more lit up.

Step 2

As in the grass text tutorial, once again we’re going to have a textured background. But rather than starting from scratch, I just copied thebackground from the previous tutorial, merged all the layers and desaturated to get what you see below.
If you need to make this from scratch, first visit Bittbox to get the original paper textures and then follow the previous tutorial’s steps.

Step 3

Now we set the layer to Overlay and to blend the texture into the background and voila!

Step 4

Just to add a bit more texture though, let’s run the Texturizer filter. To do this, create a new layer and fill it with a brown/beige color—#66500f. Then go to Filter > Texture > Texturizer and use the Canvas texture with 80% Scaling and Relief set to 4.

Step 5

Once you have your texturized layer, set that to Overlay. This adds some extra fine detail to our texture which is good because we’re working on such a big canvas.

Step 6

Next we’re going to apply a layer to slightly desaturate the bottom half of the image. This is so that the top looks like it has a warmer glow where the flames are, while the bottom looks a little colder.
So create a new layer and fill it with the color #4b4f3b. Then add a layer mask with a gradient to mask out the top and fade down (so you get the effect shown).
Now set the layer to Color and 45% Opacity.

Part 2—Text + Glow = Awesomeness

OK, we now have a nice background! So let’s add some text. I’ve used the font Trajan because it’s a really dramatic looking font. Here I’ve placed the text in the color #cb9328, then set it to Linear Dodge (Add) with an Opacity of 8%.
What we’re going to be doing with our text is making it look like the top half of the text is coming out of the background and is red hot with flames flickering off. This means we’re going to run a lot of effects and apply layer masks to them so that only the top half shows while the bottom half reverts to faded out text like we have currently.

Step 8

So first create a new layer group to put all the text layers in—because there will be a lot of them.
Then duplicate the text layer and set the color of the duplicate text to #5e3f1c.

Step 9

Now set the newest text layer to Overlay and 70% Opacity. It should look kind of reddish (as shown below).

Step 10

Now duplicate the text again and set the latest duplicate to a yellowish color—#cb9328. Then set this to Linear Dodge (Add) and Opacity 30%.
Next we add a layer mask and draw a gradient so the latest text layer fades out as shown below, and beneath you can see the reddish colored combination of the bottom two text layers.


Step 11

Next we duplicate the text layer yet again, but put this layer right on the bottom. Set the color to black—#000000. Then go to Filter > Blur > Gaussian Blur and it will ask you to rasterize the text, click yes to that, and then set the Radius to about 4px.
Then Ctrl-click any of the other text layers and go back to the black layer and hit delete so you are just left with a sort of shadow. Then duplicate this layer and merge it with the first so the effect is heavier. You should have something that looks like the screenshot below.

Step 12

Once again, add a layer mask so the shadow quickly fades out as shown. This makes it look like the text is coming out of the page.

Step 13

Now duplicate our black layer again and using the Smudge Tool (R) and a largish soft brush you want to just smudge the shadow around so it looks like burn marks.

Step 14

Here’s how our text is looking now. I actually created two sets of “burn” marks, and then four sets of the shadow layer each blurred a little more than the last and each faded back.

Step 15

Now it’s time to make the top part of our text glow. So first of all, duplicate the text layer again and place this layer at the very top and set it to a yellow color—#dc9a08.
Then run a Filter > Blur > Gaussian Blur over it with Radius of 8px. Then grab a large soft eraser brush and just erase away parts at the bottom so it’s kind of uneven.

Step 16

Set our first glow layer to Soft Light. You might want to repeat the process, erasing even more so the top part is even glowier.

Step 17

Now duplicate the text layer yet again and place this at the very top. This one should be again the same yellow (#dc9a08).
Then go to Layer > Rasterize > Type and turn the text into a flat graphic. Then Ctrl-click the layer and go to Select > Modify > Contract and use a value of 1px. Then press Delete to delete everything except that 1px outline.

Step 18

Now set the 1px layer to Overlay, and you should have something like the image below.

Step 19

Now to our 1px glow add a layer mask to fade it out down the bottom as we’ve been doing with the other layers.
Then duplicate the layer, and run a Filter > Blur > Gaussian Blur set to 1px. Then duplicate this layer again and blur it by 2px. Then duplicate the layer again and blur it by 4px.
Then Ctrl-click any of the text layers, press Ctrl+Shift+I to inverse the selection and go through each of the glow layers and press Delete to remove any of the blur that has strayed out of the boundary of the text.
The idea is that we want the edges of the text to look red-hot with it fading in to an overall hot glow on the text.

Step 20

Next we duplicate all four of the glow layers and merge them together. This should result in a layer on top which is the original bright yellow.
Grab the Smudge Tool and run over the text, smudging it up to look like heat waves coming off the text, as shown.

Step 21

Now set this latest layer to Overlay and you should have something looking like this!

Step 22

Now we’ve pretty much finished our text. I went through and duplicated some of the glow layers to make it look even more fiery. Feel free to experiment with getting a real red-hot glow look by doing so.

Step 23

Next, in keeping with the last wallpaper, I’ve gone and added a quote underneath my main text. This provides a nice embellishment to the page. Try to use colors that fit in with the background and text layer so it doesn’t stand out too much, because we really want this to be a secondary element to the main text. I’ve used Swiss Light Condensed as my font and laid it out just like in the previous Grass Text tutorial.

Part 3—The Flames

Finally, with all our preparation done, it’s time to add the actual flames! For this, we need some images of fire set against a plain black background. A good photo is hard to find, and try as I did, I couldn’t find a really great free photo. So in the end I used this photo from Fotolia which you can purchase using the link below. There was also an OK photo from Flickr which I’ve also linked to and which I ended up using later for the “E”. So you might want to grab that too.
AcheroN—Fotolia.com
Peasap—Flickr.com
Now the technique for copying the flames over is actually really simple. I actually only learned this technique recently when reading one of Nik Ainley‘s tutorials for DigitalArts magazine called Create Amazing Photomontages where he did it with water.
What you need to do is:
  1. Open up the flame image in Photoshop
  2. Go to the Channels tab and find the channel with the highest contrast, which for images of fire should be the Red Channel, and click on it
  3. This will make your image appear black and white, and because we’re on the highest contrast layer, it will seem really bright white. Now Ctrl-click this channel and it will select all the pixels in that channel.
  4. Click back to the RGB channel and copy the selected pixels
  5. You can now paste the flames into your main canvas!
This is actually a really, really useful technique for copying something translucent like fire off a flat background. And as you’ll see by visiting Nik’s tutorial, it’s also great for copying water!

Step 25

OK, so here we’ve pasted the flames on to our main canvas. (For clarity I’ve also temporarily switched off the text layers). As you can see, we’ve got the fire without the black background and it’s partially transparent, which means it’ll look super on top of our text.

Step 26

Now the next thing to do is to cut up our one bit of fire into a few pieces. Just duplicate the layer and switch off one as a backup first. Then using the Pen Tool, cut up the fire so you work with the contours of the flame so it looks natural. Here you can see I’ve produced four pieces of flame from the one image. You can also try flipping bits around to make them seem more random.
Set the layers to Screen mode so that any remaining black parts are totally gone, and it’s even more transparent.

Step 27

Now because my text is just four letters, I need four separate pieces of fire. For the fourth one (on top of the E) I actually grabbed that Flickr photo and repeated the same process as earlier to create another flame. Also the fire on the letter I has been squashed a little as well to make it look more random.

Step 28

Applying the fire is really as easy as moving the flames over the text. You want to try to match the flames to the shape of the letter so it looks like they are dancing off the letters.

Step 29

OK here I’ve placed all four bits of flame over the top. It’s not bad, but you can see that the I and the R have the same flame and also all the flames aren’t very tall.

Step 30

So here I’ve gone through each flame and using the Transform Tool stretched them vertically. Also I used a bit of judicious erasing to make the flame on the I look a little more unique.

Step 31

Now to make them look even more lit up, duplicate each flame layer, run a Filters > Blur > Gaussian Blur with a Radius of 3px and set the layer to 15% Opacity so it provides a bit of glow around the edges of the flames.

Step 32

So we’re pretty much there! This is how the composition looks.

Step 33

Finally we’ll add a last highlight. So create a new layer above all the others and draw in a white to black radial gradient as shown. Set this layer to Overlay and 40% Opacity.

Finished!

And there we have it, a text on fire effect! In the next tutorial in the series, we’ll be producing the Air image, however it’ll be in two weeks, not one—as I’m taking a few days off work!
If you’re interested in creating flames from scratch in Photoshop, you might also like to check out this classic tutorial that coincidentally uses the exact same typeface! It’s a Photoshop 6 tutorial, and I can still remember reading it like a half decade ago, but it’s still very relevant, even if the screenshots feature a super retro Mac interface.